Mataram NTB - Gabungan Jurnalis Investigasi (GJI) NTB mengunjungi Markas Komando Resor Militer (Makorem) 162/WB, di Jln. Lingkar Selatan Nomor 162, Kota Mataram, Selasa (2/8/2022).
Setibanya di Makorem 162/WB, rombongan yang berasal dari sejumlah media di NTB tersebut diterima langsung oleh Danrem 162/WB Brigjen TNI Sudarwo Aris Nurcahyo S.Sos MM, Kasrem 162/WB Kolonel Inf. Lalu Habiburrahim Sudarma SIP., MSi., MHan., Kasi Intel Korem 162/WB Letkol Czi Anto Indriyanto, dan Kapenrem 162/WB Mayor Inf. Asep Okinawa Muaz.
Pembina GJI NTB, Aminuddin SH dalam pertemuan tersebut menyampaikan, bahwa dirinya sangat bangga dapat berjumpa sosok-sosok pemberani, low profil dan bersahaja. Sebab selama ini, rekan-rekan media hanya bisa berinteraksi jarak jauh dengan Brigjen TNI Sudarwo Aris Nurcahyo.
“Jadi selama ini Korem dipandang orang itu seram. Harusnya bisa lebih fleksibel, sehingga tidak sekat antara TNI, masyarakat dan media seperti kita, " ujar Babe Amin sapaannya.
Bagi rekan-rekan jurnalis, TNI adalah mitra yang sangat vital. Sebab benteng terakhir sebuah Negara adalah TNI. Termasuk saat ini, TNI tengah melaksanakan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
"Kami teman-teman media, khususnya GJI siap kapanpun diminta turun serta membantu program TNI di tengah masyarakat, " ucap pria asal Sumbawa itu.
Sementara itu, Brigjen TNI Sudarwo Aris Nurcahyo S.Sos MM mengaku bahwa insan pers adalah keluarga besar dari GBJ. Di depan awak media, Danrem pula mengajak semua insan pers untuk ikut serta menciptakan situasi yang aman dan kondusif di NTB.
“Memang keamanan wilayah di NTB saat ini masih terkendali. Meski ada beberapa fokus kita, bahwa di beberapa wilayah terdapat bibit-bibit paham radikal. Kita cegah jangan sampai itu berkembang, tentu dengan sinergitas TNI-Polri, media dan masyarakat, " papar Jenderal bintang satu itu.
Meski bukan berasal dari NTB, namun Brigjen TNI Sudarwo Aris Nurcahyo juga mengajak semua insan pers, termasuk LSM, adik-adik mahasiswa dan lembaga lainnya untuk bekerja profesional. Jangan sampai tindakan yang kita lakukan, justru menghancurkan nama daerah, bangsa dan Negara.
"Tanamkan pada hati sanubari kita, bahwa kita bekerja untuk NTB, bukan bekerja di NTB. Itu juga yang saya lakukan. Bukan bekerja di NTB, tapi bekerja untuk NTB, " pesannya. (Adb)