Lombok Barat - NTB - Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd., berharap peran organisasi wanita di Provinsi NTB dapat membantu menyukseskan berbagai program pemerintah. Diantaranya pemberdayaan ekonomi, pelestarian lingkungan dan pencegahan stunting.
“Saya sangat yakin organisasi perempuan bisa membantu program – program di NTB, termasuk juga pemberdayaan ekonomi. Wanita - wanita berdaya yang bisa menghasilkan sesuatu, yang bisa memberikan manfaat bagi dirinya, keluarganya, umat, bangsa dan negara, ” tutur Ummi Rohmi saat memberikan sambutan dalam Halal Bihalal bersama yang tergabung dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), DPD Perempuan Indonesia Maju (PIM) NTB, Puantiara Lombok, Majlis Ta’lim Nur – Raudoh dan Perempuan Bintang Keluarga (Puan Tang – Ga).
Pada acara yang bertajuk “Mempererat dan Senantiasa Menjaga Silaturahmi” yang berlangsung di Hotel Aruna, Selasa (10/05) ini Ummi Rohmi, juga memberikan perhatian pada kampanye pengelolaan limbah rumah tangga. Ia berharap agar seluruh organisasi perempuan di NTB agar dapat menjadi garda terdepan dalam mengajak masyarakat untuk terus melestarikan lingkungan dengan cara menjaga kebersihan dan memilah sampah yang dilakukan mulai dari rumah.
“Kita sangat berharap agar IWAPI bersama dengan seluruh organisasi perempuan yang lainnya berada didepan untuk bagaiamana kita sama – sama mengkampanyekan agar ibu – ibu dirumah dapat melakukan pemilahan sampah dari rumah, ” jelasnya.
Adanya sampah bukan menjadi suatu musibah, melainkan sumberdaya apabila dari awal sudah dilakukannya pemilahan sampah, sehingga sampah organic dapat menjadi pupuk dan sampah anorganik dapat diolah di Bank Sampah.
Selain itu, Ummi Rohmi juga membahas terkait masalah stunting di Provinsi NTB, saat ini pendataan balita stunting di NTB dapat dilakukan di puskesmas by name by address.
“Alhamdulillah di NTB ada program revitalisasi posyandu, sekarang kasus stunting di NTB sudah terdata secara By name by address, jadi semua posyandu di NTB memiliki data balita stunting. Kemudian data itu di input dipuskesmas, sehingga kita sudah 100?pat menginput data stunting tersebut, di NTB datanya sebanyak 19, 23%, jadi kalau selama ini kita mendapatkan data sebanyak 33% atau 34% itu didapatkan dari data survey yang dilakukan 5 tahun sekali, ” ungkapnya.(Adb)